- Hanya semata-mata menerbitkan Ijin Kerja tidak menjadikan pekerjaan menjadi selamat
- Perlu dijelaskan secara gamblang tentang peran dan tanggung jawab, siapa yang bertanggung jawab, siapa melakukan apa, tanpa ada yang lowong atau tumpang tindih
- Bila pekerjaan tidak dapat selesai dalam satu giliran kerja (shift), pastikan bahwa pekerjaan ditinggalkan dalam kondisi aman dan instruksi yang jelas telah tersedia bagi pekerja dalam giliran selanjutnya.
- Ijin kerja harus mengandung semua informasi yang relevan dan akurat dan disampaikan dalam format yang tepat
- Pastikan keterlibatan pengguna akhir (end user) dalam perencanaan dan proses desain dokumen yang akan digunakan.
- Komunikasikan informasi yang relevan (termasuk potensi bahaya dan pengendaliannya) kepada seluruh personel yang terlibat.
- Pastikan bahwa pekerja lain paham apa yang sedang dilakukan oleh para pekerja pemeliharaan atau perbaikan (maintenance) dan begitu pula sebaliknya.
- Bila terdapat banyak ijin kerja, maka harus ditempatkan pada lokasi yang kelihatan dalam satu pengaturan yang memungkinkan para pekerja mengerti tentang peralatan mana yang sedang diisolasi atau dalam perbaikan.
- Buat satu hubungan antara ijin kerja yang saling berkaitan, pertimbangkan keserentakkan tugas dan aktivitas yang saling tergantung satu sama lain.
- Pertimbangkan kesetimbangan informasi antara informasi keselamatan "rutin" dalam ijin kerja (misalkan APD, tatalaksana rumah tangga), dan penerbitan informasi spesifik tentang pekerjaan termasuk keselamatan proses ketika diperlukan.
- Sistem Ijin Bekerja harus mempunyai proses serah terima ketika pekerjaan usai.
- Berikan pelatihan kepada seluruh pengguna sistem ijin bekerja dan sediakan informasi yang cukup bagi mereka yang terkena akibatnya.
- Yakinkan adanya review dari pihak manajemen secara efektif terhadap sistem ijin bekerja yang ada.
http://www.hse.gov.uk/humanfactors/topics/ptw.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar